WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
1HUJAN TURUN DERAS, halilintar menyambar ganas dan guntur menggelegar menggoncang bumi. Dalam keadaan seperti itu Kebo Hijo terus melakukan pengejaran atas diri orang yang lari di depannya. Tubuhnya dan pakaiannya bukan saja telah basah kuyup oleh air hujan, tapi juga oleh cucuran keringatnya sendiri.
"Raih Jenar keparat!" memaki Kebo Hijo seraya kepalkan tangan kanannya. "Kowe boleh lari ke ujung dunia! Boleh terbang menembus langit! Atau mencebur ke dalam laut! Tapi jangan harap kau bisa lolos! Sebentar lagi akan kubekuk dan kupatahkan batang lehermu! Awas kalau kotak hitam itu tidak kau serahkan padaku!"
Orang yang dikejar larinya sebat sekali tanda memiliki ilmu yang cukup andal. Namun Kebo Hijo sendiri juga memiliki kepandaian. Dalam waktu singkat dia pasti dapat mengejar orang di depannya itu. Raih Jenar lari seperti setan. Sesekali dia menoleh kebelakang dan orang ini memaki habis-habisan setiap Kali melihat pengejarnya tambah dekat. Tangan kirinya menekan ke pinggang di mana tersembunyi sebuah kotak hitam terbuat dari batu. Tangan kanannya setiap saat meraba ke bagian lain dan pinggang tempat dia menyisipkan sebilah keras.
"Berani kau mendekat, kukoyak tubuhmu!" mengancam Raih Jenar dalam hati.
Hujan tambah lebat. Kejar mengejar itu semakin seru. Raih Jenar lari ke daerah persawahan di kaki bukit. Sepas
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #45 : Manusia Halilintar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu