Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Anak Agung Gede Ngurah
Puspayoga berbincang dengan sejumlah pedagang ketika kunjungan ke Pasar
Santa, Jakarta, 1 November 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO , Jakarta:Subang -
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Menengah Kecil, Anak Agung Puspayoga,
mengatakan usaha koperasi yang bertahan hidup di Indonesia hanya 72
ribu lebih atau 35 persen dari total 206 ribu koperasi yang telah
berbadan hukum hingga akhir tahun 2014.
"Sisanya, mati suri dan
bangkrut," kata Puspayoga saat ditemui Tempo di sela-sela blusukannya
ke Koperasi Serba Usaha Annisa di Desa Citra, Kecamatan Binong, Subang,
Jawa Barat, Sabtu, 20 Desember 2014.
Ratusan ribu lembaga usaha
koperasi yang mati suri dan bangkrut di antaranya masih bisa berjalan
tetapi sudah tak bisa melaksanakan kewajiban rapat anggota tahunan,
sisanya benar-benar sudah tidak bisa jalan alias bangkrut.
Menurut Puspayoga, dirinya sedang berkonsentrasi buat meningkatkan
kinerja dan usaha koperasi yang eksistensinya nyata agar mampu bersaing
di pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada 2015.
"Kami tak lagi bicara soal jumlah, tetapi kualitas. Sedikit tapi berkualitas itu lebih bagus," Puspayoga memberikan alasan.
Dari hasil blusukan beberapa hari terakhir ini di wilayah Provinsi Jawa
Tengah dan Jawa Barat, Puspayoga melihat masih banyak usaha dan produk
koperasi yang bisa bersaing di pasar MEA.
Koperasi Serba Usaha
Annisa merupakan koperasi yang dianggap bisa bersaing di pasar MEA.
"Sebab, produksi beras ketan koperasi Annisa kualitasnya sangat bagus
dan sudah bisa diekspor," ujar Puspayoga.
Hanya saja, semua
koperasi yang bergerak dalam produk pangan khususnya beras, memang masih
memiliki kekurangan, khususnya soal resi gudang. "Soal ini akan kami
koordinasikan dengan Kementerian perdagangan," ujar Puspayoga.
Ketua Koperasi Serba Usaha Annisa Desa Citra, Binong, Subang, Hety
Yohetty, mengatakan akibat kekurangan resi gudang sebanyak 4.000 ton
gabah kering giling jenis ketan milik anggota koperasi, tak tertampung.
"Kami baru bisa menampung 3.000 ton GKG di empat gudang resi yang sudah
ada," ujar Hety. Buat bisa menampung 4.000 ton GKG pihaknya masih
memerlukan sedikitnya tiga gudang baru. "Kami mohon bantuan dari
pemerintah."
Bupati Subang, Ojang Sohandi, berjanji akan
membangunkan kekurangan gudang resi tersebut. "Siapkan saja lahannya,
dananya nanti pemkab yang menanggung," ujar Ojang.
Dari 15
kecamatan sentra pangan Subang yang semuanya berada di wilayah Pantai
Utara (Pantura) tersebut, akan dibangunkan minimal 10 resi gudang buat
menampung produksi GKG yang tahun ini ditargetkan mencapai 1,2 juta ton.
Ketua Dewan Koperasi Kabupaten Subang Daeng Makmur Thahir, mengatakan
saat ini jumlah koperasi yang berbadan hukum mencapai 700 buah.
NANANG SUTISNA