Menjalankan suatu bisnis pasti mempunyai tujuan agar bisnis yang dijalankan bisa sukses dan terus maju. Tidak ada satupun pebisnis di dunia ini yang menginginkan bisnisnya mengalami kegagalan bahkan mengalami kebangkrutan. Bisa dikatakan, orang yang terjun dalam dunia bisnis haruslah orang yang bermental baja dan mempunyai keinginan yang kuat untuk terus maju. Apabila ia termasuk orang yang tidak mempunyai kedua hal tersebut maka nanti ia akan sulit untuk bangkit jika mengalami kegagalan dalam bisnis yang dijalaninya.
Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk mereka yang menjalani bisnis secara pribadi saja, namun berlaku juga bagi mereka yang menjalani bisnis waralaba. Walaupun tingkat kegagalan bisnis waralaba lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kegagalan dalam bisnis secara pribadi, namun hal tersebut bukan menjadi patokan setiap orang yang akan menjalankan bisnis waralaba akan selalu menjadi orang yang sukses.
Apabila ada orang yang mengalami kegagalan dalam berbisnis waralaba, mungkin mereka bisa mencontoh orang lain yang sukses dalam menjalani bisnis ini, dan bisa dijadikan penyemangat agar bisnis yang dijalaninya bisa bangkit dan menjadi sukses dan berkembang. Saat ini tingkat daya beli masyarakat Indonesia bisa dikatakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu.
Hal ini diikuti dengan semakin tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain itu, pangsa pasar yang luas di Indonesia menjadikan persaingan antar para pelaku usaha bisnis waralaba juga semakin ketat. Apalagi dengan adanya pasar bebas yang menuntut para pelaku usaha tanah air tidak hanya harus bersaing dengan para pelaku usaha dari dalam negeri, tetapi juga harus bersaing dengan para pelaku usaha dari luar negeri.
Namun ditengah gempuran produk-produk luar negeri yang masuk ke Indonesia, tidak sedikit pula produk Indonesia yang berhasil menembus pasar luar negeri. Berikut adalah contoh beberapa perusahaan waralaba yang sudah mendunia.
J.Co Donuts and Coffe
Siapa yang tidak tahu tempat makan ini. Mungkin sebagian besar sudah pernah mendengar namanya, atau bahkan sudah sering mencicipi berbagai macam donat yang dihidangkan disana. J’Co Donut and Coffe merupakan sebuah tempat makan dimana makanan yang ditawarkan adalah donat. J’Co Donuts and Coffe ini pasti ada di kota-kota besar di Indonesia, baik itu di mall maupun dibeberapa bandara.
Siapa yang menyangka kalau ternyata J’CO Donut and Coffe adalah perusahaan makanan yang berasal dari Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2005 dan sampai sekarang sudah semakin maju dan sudah semakin banyak pelanggannya.
Tapi ternyata J’Co Donuts and Coffe tidak hanya bisa ditemukan di Indonesia saja, tapi bisa juga ditemukan dibeberapa negara Asia yang lain, seperti Malaysia, Tiongkok, Filipina, bahkan Singapura. Selain menawarkan berbagai macam aneka donut, J’Co Donuts and Coffe juga menawarkan berbagai macam aneka jenis kopi arabika dari berbagai negara, baik itu dari Indonesia, Kolombia, Kosta Rika, Brazil, dan Guatemala.
Ayam bakar Mas Mono
Tempat makan ini sesuai dengan namanya menyajikan menu makanan berupa ayam bakar. Tempat makan ini didirikan oleh Agus Pramono, seorang pria asal Madiun pada tahun 2000, dan didirikan di lahan kosong serta berkonsep warung kaki lima. Pada saat pertama kali didirikan, warung ayam bakar ini terletak di dekat Universitas Sahid di Jakarta, dan tentu saja konsumennya adalah dari kalangan mahasiswa.
Awal didirikannya tempat makan ayam bakar ini, Agus Pramono hanya dibantu oleh istrinya dan hanya menyediakan 5 ekor ayam yang dipotong-potong menjadi 20 bagian. Namun berkat usaha dan kegigihannya, saat ini Ayam Bakar Mas Mono sudah berhasil membuka 15 cabang waralaba di seluruh Indonesia. penghasilan per-harinya pun sudah besar, yakni 8-10 juta setiap harinya.
Agus Pramono pun sukses melebarkan sayap bisnisnya sampai ke luar negeri, walaupun masih dalam skala Asia namun ia telah sukses membuka cabangnya di Malaysia. Berkat usahanya tersebut, ia memperoleh penghargaan Asia Pasifik Enterpreneur Award 2010.
Es Teler 77
Siapa yang menyangka kalau awal mula dari usaha es teler ini berawal dari kemenangan yang berhasil diraih oleh Ibu Murniati Widjaja. Ibu Murniati Widjaja berhasil memenangkan lomba membuat es teler yang diadakan di Jakarta pada tahun 1981. Setelah itu, beliau mempunyai ide untuk mendirikan sebuah warung tenda sederhana yang menjual es teler. Warung pertamanya pun didirikan di area teras sebuah pertokoan di kawasan Jakarta Pusat.
Warung es teler dengan nama Es Teler 77 ini boleh dikatakan adalah sebuah bisnis keluarga, karena pada awal mulanya dijalankan oleh Ibu Murniati Widjaja, suami, anak, serta menantunya. Sampai pada akhirnya pada tahun 1987, menantu dari Ibu Murniati Widjaja mempunyai ide untuk menerapkan sistem waralaba dari usaha Es Teler 77 ini.
Dan inilah usaha cepat saji dari Indonesia yang pertama kali menerapkan sistem waralaba. Semakin berjalannya waktu, Es Teler 77 berhasil melebarkan sayapnya hingga mempunyai 180 gerai yang tersebar diseluruh Indonesia. Selain di Indonesia, Es Teler 77 juga sudah menembus pasar internasional, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
Bumbu desa
Sesuai dengan nama yang diusungnya, rumah makan ini menyajikan masakan khas Indonesia, atau lebih tepatnya masakan khas Sunda. Rumah makan ini didirikan pertama kali oleh Arief Wirawangsadita pada tahun 2004 dengan modal 8 juta, dan pada saat itu hanya berupa kedai makan sederhana.
Namun pada tahun 2011 penghasilan dari rumah makan ini sudah mencapai 50 juta perbulannya. Hingga saat ini kurang lebih rumah makan Bumbu Desa sudah memiliki 50 cabang yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya rumah makan ini, tidak heran jika akhirnya rumah makan Bumbu Desa bisa melebarkan sayapnya sampai ke Malaysia dan juga Singapura. Selain itu, dalam waktu dekat rencananya rumah makan Bumbu Desa juga akan membuka cabang di Amerika, tepatnya di Vancouver, Canada.
Kebab Turki Baba Rafi
Kebab Turki Baba Rafi banyak ditemui dibeberapa tempat di kota-kota besar seluruh Indonesia. Pada awalnya, Kebab Turki Baba Rafi didirikan oleh Hendy Setiono pada tahun 2003 dengan modal awal sebesar 4 juta. Dan pada tahun pertamanya, Hendy Setiono berhasil membuka cabang sebanyak 6 cabang. Ini termasuk prestasi yang bisa dibilang bagus, karena pada tahun pertama membuka usaha sudah bisa membuka 6 cabang.
Masuk tahun kedua, Hendy memutuskan untuk menerapkan sistem waralaba pada usaha kebab turki miliknya. Pada tahun 2006 tercatat sebanyak 100 gerai Kebab Turki Baba Rafi tersebar di 16 kota besar seluruh Indonesia. Selain itu Kebab Turki Baba Rafi juga berhasil melebarkan sayapnya hingga mempunyai 42 gerai yang terletak di beberapa negara, diantaranya Malaysia, Thailand, Sri Lanka, Tiongkok dan juga Filipina.
Melihat dari semakin berkembangnya bisnis waralaba, tidak ada salahnya jika Anda juga ikut terjun dalam dunia bisnis waralaba. Siapa tahu dengan tekad baja dan kemauan kuat yang Anda miliki, bisnis waralaba yang hendak digeluti bisa seperti beberapa bisnis waralaba di atas yang bisa melebarkan sayap bisnisnya sampai ke dunia internasional.
Demikian artikel tentang kisah para pebisnis waralaba yang sukses berkancah dalam dunia bisnis. Semoga pengalaman dari beberapa pebisnis tersebut dapat memberikan semangat bagi Anda para pebisnis untuk selalu bekerja keras dalam mengembangkan bisnis Anda. Sekian dan terimakasih.