JAKARTA—Riset Redwing Asia 2015 menunjukkan memperkuat brand secara online dapat membantu pelaku usaha meraih minat target konsumen mereka dan memanfaatkan potensi pasar yang ada. Hal ini khususnya dapat dimanfaatkan pelaku di Indonesia dimana nilai pasar e-commerce diperkirakan mencapai US$1 miliar hingga US$10 miliar dollar dan akan tumbuh sebesar 250% dalam tiga tahun mendatang.
Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan domain dan keamanan internet Verisign, saat ini pasar menunjukkan kecenderungan yang begitu sosial. Brand yang dikembangkan untuk bisnis bukanlah satu-satunyabrand yang akan mempengaruhi bisnis mereka. Para pelaku usaha menyadari bahwa kini mereka telah terhubung secara langsung dengan bisnis mereka, dan membangun personal brand secara online dapat membantu mereka mengikat peluang baru, menyampaikan pesan utama, dan meningkatkan kredibilitas bisnis mereka.
“Google juga mencatat kesempatan emas bagi para pelaku usaha untuk memulai personal branding secara online, mengingat baru hanya 75,000 dari 55,2 juta unit UKM yang menjalankan bisnis mereka secara online di Indonesia,” tulis Verisign dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.
Perusahaan ini menilai ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh UKM dan pelaku bisnis untuk mengembangkan personal brand dan brand bisnis melalui dunia maya.
Pertama, UKM dan pelaku bisnis e-commerce harus mampu menentukan brand. Tujuan dari hal ini adalah untuk membedakan suatu bisnis dari rekan-rekan mereka dan memampukan mereka untuk memimpin opini, namun hal tersebut harus otentik dan memberi nilai bagi audiens mereka.
Ketika UKM dan pelaku usaha memiliki ide tentang arah personal brand, mereka dapat mendaftarkan sebuah nama domain atau alamat situs yang mampu mencerminkan arahan tersebut. Perusahaan ini menilai nama domain pada akhirnya akan merepresentasikan pengusaha secara online.
Pelaku bisnis harus memilih ekstensi nama domain yang kredibel dan telah dikenal sehingga mampu mendukungpersonal brand mereka dan menampilkan kesan profesional yang dapat dipercaya. Terutama ketika mereka sedang menjalankan bisnis UKM atau start-up.
Kedua, pengusaha UKM atau e-commerce harus mampu memilih medium yang tepat. UKM dan pelaku usaha harus memikirkan apakah media sosial yang telah ada sudah cukup mampu membawa pesan mereka atau apakah fleksibilitas dan kontrol yang disediakan website pribadi lebih baik.
Menurut riset We Are Social 2015, beberapa orang memandang bahwa keduanya penting untuk mendapatkan pengenalan maksimum terhadap personal brand dan brand bisnis mereka. Di samping itu, menyediakan jangkauan yang luas bagi brand dapat membantu mereka memasarkan brand, khususnya di Indonesia dimana ada 72 juta pengguna aktif media sosial dengan penggunaan rata-rata mencapai 2 jam setiap harinya. Jika UKM dan pelaku usaha menggunakan media sosial, mereka dapat meningkatkan halaman situs personal yang dipilih dengan melakukan redirecting, atau menunjukkannya pada halaman media sosial mereka.
Ketiga, pelaku usaha harus konsisten dengan isi pesan mereka. Salah satu resiko terbesar terkait efektivitaspersonal brand yang juga dialami brand perusahaan atau produk UKM dan pelaku bisnis ialah konsistensi. Sama halnya dengan brand perusahaan, personal brand yang kuat juga mengikuti beberapa prinsip dan pesan utama yang meliputi seluruh aspek pada eksekusi brand.
Konsistensi juga harus diterapkan pada ikatan yang dibentuk personal brand terhadap bisnis mereka. Ketika UKM dan pelaku usaha tidak ingin memasarkan produk perusahaan secara langsung melalui personal branding, mereka dapat membuat koneksi yang lebih tersamar melalui blog, social postings, dan konten lainnya yang berhubungan dengan personal brand dan brand perusahaan mereka.
Sumber : Bisnis.com