Wirausaha adalah modal sosial yang penting untuk dimiliki oleh suatu bangsa. Semakin banyak wirausaha, semakin maju pula perekonomian sebuah bangsa. Karena itu, jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh anak-anak bangsa di Tanah Air harus terus dipelihara dan dikembangkan.
"Kita tak kekurangan kalangan profesional, birokrat, atau politisi. Namun, yang kita kekurangan adalah wirausaha," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Senin (27/7). Sofyan mengungkapkan ini saat membuka acara Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PBSM) ke-15 di Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Event tahunan itu mempertemukan ratusan pengusaha asal Sulsel dari seluruh penjuru Nusantara dan mancanegara. Sofyan mewakili Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berhalangan hadir.
Menurut Sofyan, wirausaha diperlukan bangsa salah satunya karena menjadi unsur masyarakat yang paling kreatif dalam mengatasi setiap masalah. Ditegaskannya, masyarakat Bugis dan Makassar melahirkan banyak wirausaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal tersebut merupakan modal sosial yang dibutuhkan bangsa untuk maju.
"Kita tak kekurangan kalangan profesional, birokrat, atau politisi. Namun, yang kita kekurangan adalah wirausaha," kata Sofyan. Wirausaha diperlukan bangsa salah satunya karena menjadi unsur masyarakat yang paling kreatif dalam mengatasi setiap masalah.
Media mengutip Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Puspayoga menyebutkan, jumlah wirausaha di Indonesia pada saat ini baru sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk. Jumlah ini masih jauh sedikit ketimbang wirausaha yang dimiliki negara-negara tetangga. Singapura memiliki 7 persen wirausaha, Malaysia memiliki 5 persen, dan Thailand 3 persen.
Karena itulah Sofyan, menambahkan, jumlah wirausaha perlu terus didorong untuk bertambah.
"Dengan memiliki modal sosial yang kuat, perekonomian bangsa akan maju," ujarnya. Media menyebutkan, pemerintah menargetkan jumlah wirausaha di Indonesia mencapai 2 persen dari jumlah penduduk.
Investasi
Dalam perhelatan PSBM kali ini, selain para saudagar asal Sulsel, juga datang sejumlah investor dari Tiongkok dan Korea Selatan. Mereka meninjau potensi investasi di Kecamatan Mangarabombang yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Takalar sebagai kawasan ekonomi terpadu.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kawasan Mangarabombang di wilayah pesisir Takalar yang berada di Teluk Laikang itu sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri. Di wilayah itu dapat dibangun pelabuhan besar karena kedalaman perairan hingga 20 meter dan terletak di jalur pelayaran internasional Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
"Industri pengolahan sangat memungkinkan dikembangkan di sini karena Sulsel banyak memiliki bahan baku, di antaranya padi, jagung, rumput laut, dan bijih nikel," kata Syahrul. Pemprov Sulsel berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu (angin) karena potensi angin yang besar di daerah itu.
Sementara itu, Bupati Takalar Burhanuddin Baharuddin mengatakan, saat ini terdapat 5.000 hektar lahan untuk kawasan industri strategis di Mangarabombang dari total lahan yang disiapkan 25.000 hektar. Ia pun berharap event PSBM dan kehadiran sejumlah pengusaha mancanegara ini dapat menanamkan investasinya di kawasan tersebut.
"Berbagai jenis investasi dapat dikembangkan, seperti pembangkit listrik, manufaktur, perdagangan, jasa, pelabuhan, properti, dan pariwisata," kata Burhanuddin. (ENG)