Menkop dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, saat ini wirausaha Indonesia baru sekitar 3,8 juta wirausaha atau sekitar 1,65 persen dari total pendusuk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa. Untuk mencapai jumlah minimal 2 persen jumlah wirausaha dari total penduduk Indonesia, diperlukan 1,09 juta wirausaha baru. “Kita harapkan peran seluruh lapisan masyarakat serta pemangku kepentingan untuk turur serta memacu pertumbuhan wirausaha baru,” kata Menkop san UKM saat membeeikan sambutan pada Pelatihan Pemasyarakatan Pemahaman Koperasi Melalui GKN 2015 di Jayapura, Sabtu (25/7) kemarin.
Menurut Menkop, program kewirausahaan ini merupakan program utama kementerian dalam rangka mencetak sebanyak-banyaknya wirausaha baru atau masyarakat yang bisa berdagang, bisa memproduksi, dan bisa menjual suatu produk.
Tanpa komitmen membangun atau mencetak wirausaha baru, kata Menkop, maka perekonomian Indoneaia akan tetap terbelakang. Ia mencontohkan, Singapura lebih maju secara ekonomi karena masyarakatnya banyak yang bersagang, begitu juga yang dilakukan masyarakat Malayaia, apalagi warga di Jepang.
Menurut Puspayoga, saat ini memang dirasa sangat susah mencetak pedagang yang menghasilkan produk yang siap dijual. “Angkanya masih sangat kecil sekali yaitu baru 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk itu pemerintah sekarang menguatkan bagaimana masyarakatnya sebanyak-banyaknya menjadi wirausaha,” paparnya.
Puspayoga bangga bahwa masyarakat Papua begitu antusias untuk mengikuti kegiatan pelatihan wirausaha ini. “Realitas ini merupakan reflekai dari keinginan masyarakat Papua untuk maju secara ekonomi, dan pada akhirnya nanti meningkatkan perekonomian Indonesia. Ini luar biasa,” katanya.
Adnya tekad kuat masyarakat untuk menjadi wirausah ini, kata Menkop, kementerian akan terus mendorong lewat sentuhan atau dukungan, memfasilitasi, seperti yang dilakukan di Distrik Muara Tami yang bisa menggelar empat pelatihan yaitu pengelolaan ikan bandeng, pembuatn es krim, pembuatan sari kelapa, Daur Ulang Sampah, dan pembuatan pupuk. “Jadi karena ini yang dibutuhkan masyarakat, dan ini yang akan diperhatikan Kemenkop. Kita tidak mengakomodir yang tidak dibutuhkan masyrakat,” katanya.
Apa yang dilakukan Kemenkop terhadap pelatihan ini merupkan kajian atas keinginan atau kegiatan yang memang diburuhkan masyarakat. “Kita memberikan pelatihan seauai yang dibutuhkan masyarakat, seperti mengelola ikan badeng ini, supaya nilai jualnya lebih mahal dari harga sebelum diolah,” kata Menkop.
Menkop berharapk, pelatihan ini harus segera diimplementasikan sehingga masyarakat yang terlibat akan mendapat manfaat, yang pada gilirannya nanti dapat meningkatkan ekonomi keluarganya. “Selesai mengikuti pelatihn ini, harus bisa berinovasi agar memberi dampak ekonomi lebih besar bagi keluarga,” pesan menteri.