Home »
Umkm
»
BAPPEDA LEBAK OPTIMALKAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UMKM HADAPI MEA
BAPPEDA LEBAK OPTIMALKAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UMKM HADAPI MEA
Posted by Unknown
at Thursday, 6 August 2015
Rangkasbitung - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak menyatakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah ini siap menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Desember 2015.
"Kita telah mengoptimalkan kesiapan peningkatan kualitas produk dan diharapkan bisa berdaya saing untuk merebut peluang pasar tunggal itu," kata Kepala Bappeda Kabupaten Lebak, Dedi Lukman, saat dihubungi, di Rangkasbitung, Kamis (6/8/2015).
Pemerintah daerah menggelontorkan dana hingga miliaran rupiah dari APBD setempat untuk mendorong pengembangan ekonomi rakyat. Saat ini, pelaku UMKM di Kabupaten Lebak tumbuh dengan pesat sehingga memberikan dampak positif terhadap kesejahtaraan masyarakat.
Karena itu, pihaknya mendorong pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produksi dan bisa berdaya saing dengan negara-negara di kawasan ASEAN.
"Kami berharap dalam menghadapi MEA itu kita tidak hanya sekadar penonton, tetapi bisa berinovasi dan berkreasi guna mendongkrak pengembangan ekonomi masyarakat," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah nantinya akan membangun pusat kawasan Plaza Produk Komoditas Unggulan Daerah.
Kawasan plaza itu untuk membantu pemasaran bagi produk pelaku UMKM karena produk unggulan daerah juga sudah menembus pasar dunia, seperti batu posil, abon ikan dan gula semut.
Selain itu, ada juga produksi tanaman hortilkultura, di antaranya manggis dan rambutan tengkue. Produksi itu dipasok ke sejumlah negara di ASEAN, Eropa, dan Timur Tengah, katanya.
"Kami terus meningkatkan kualitas dan produksi hasil kerajinan agar bisa bersaing di kawasan pasar tunggal ASEAN," katanya.
Dedi menyebutkan, pemerintah daerah tahun 2016 akan membuka Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mempersiapkan tenaga terampil yang memiliki kompetensi pada bidang industri itu.
Tenaga terampil menjadi tuntutan, termasuk masyarakat bisa menguasai Informasi Teknologi (IT). Mereka yang mendapat pelatihan di BLK tersebut kebanyakan usia produktif agar ketrampilan dan kecakapan kerja mereka dapat dimanfaatkan relatif lama sampai mereka tidak lagi produktif.
"Kami berharap BLK itu dapat melahirkan usaha ekonomi kreatif di masyarakat sehingga bisa merebut pasar kawasan," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi mengatakan, untuk membantu kesiapan UMKM dalam menghadapi persaingan pasar bebas, pihaknya terus mengoptimalkan pembinaan para pengusaha melalui pelatihan diversifikasi produk, manajemen, keuangan, dan kewirausahaan.
Saat ini, UMKM di Lebak berkembang antara lain di bidang busaha, kerajinan tangan, logam, aneka jenis makanan, hasil produksi pertanian dan perkebunan, serta pertambangan. Selain itu, kerajinan khas Baduy, seperti kain tenun, tas, dompet, cendera mata, dan madu hutan juga terus dikembangkan.
"Saat ini pelaku UMKM terus mengembangkan usahanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya. (Ant)
Sumber : WE Online,