Fenomena banyaknya UKM di Indonesia memang membuat negara ini sedikit tersenyum. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan utama yang menjadi kendala bagi perkembangan UKM tersebut. Untuk menjadi UKM yang mandiri dan maju, Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) Muhammad Awaluddin mengungkapkan kunci permasalahan saat ini. Seperti apa?
"Menelisik permasalahan yang dialami oleh pelaku UKM Indonesia tergolong unik. Jika diajukan pertanyaan, permasalahan mendasar apa yang paling banyak dikeluhkan, pada umumnya mereka akan menjawab ‘permodalan’. Kesulitan akses mendapatkan permodalan atau keterbatasan jumlah modal, mendominasi jawaban dari sekian daftar persoalan," kata Pria yang akan mengakhiri masa baktinya di IMA, Sabtu (01/08/2015).
Lantas apakah cukup solusi keuangan untuk mewujudkan misi di atas? Berbagai pengalaman pelaku UKM yang sukses mengembangkan bisnisnya menyampaikan bahwa faktor pengetahuan (knowledge) sesungguhnya menjadi persoalan utama. Pengetahuan berbisnis dan marketing sangatlah penting bagi UKM. Banyak pelaku UKM dengan bermodalkan “ide” dan modal minim, namun dengan sentuhan pengetahuan, bisnisnya semakin berkembang.
Pemahaman akan pengetahuan bukan berarti lulus jenjang pendidikan formal. Pengetahuan dapat didapatkan dari saluran mana saja termasuk informal. "Kini dengan pemanfaatan Information & Communication Technology (ICT), peluang mendapatkan pengetahuan semakin mudah dan terbuka lebar. Pelaku UKM juga dapat mendapatkan pengetahuan dari cerita antar sesama UKM," kata Awaluddin.
Sepakat dengan Awaluddin, Tim Kreatif Smesco Fina Silmi mengatakan pihaknya telah melakukan FGD bersama 250 pelaku UKM dan menemukan permasalahan para UKM tersebut. Selain masalah keuangan dan pengetahuan bisnis, Fina mengatakan permasalahan pertama para pelaku ini adalah kendala legalitas. Mereka kesulitan untuk mengurus legalitas usaha mereka. Pasalnya, untuk mematenkan merek saja prosesnya cukup lama dan tidak murah.
"Dengan berbicara dari hati ke hati dengan para UKM tersebut, kami menemukan berbagai persoalan yang mereka hadapi. Aksesibilitas ke pasar juga menjadi permasalahan mereka," jelas Fina kepada Marketeers beberapa waktu lalu di Philip Kotler Class, Jakarta.
Menggarisbawahi peran ICT, Awaluddin menyebutkan bahwa dapat berjalan dengan kemampuan membaca dan membutuhi kebutuhan pasar berkat peran ICT dapat lebih mudah masuk ke pasar tersebut. Selain itu, dengan ICT juga bisa mendukung pengelolaan proses produksi yang lebih efisien dan efektif.
Pengetahuan terhadap aspek legal akan menyelamatkan eksistensi bisnisnya. Begitupun penerapan pengetahuan lainnya juga akan membuat bisnis semakin mandiri dan maju. Di sini ICT dapat berperan banyak," tutup Awaluddin.